Rabu, 17 Agustus 2022

G. Berpikir Algoritmik

 G. Berpikir algoritmik

1. Jenis data dalam penelitian

     Filosofi berpikir komputasional identik dengan proses berpikir dalam menyelesaikan masalah dengan cara menerapkan model ilmu komputer (informatika). dengan demikian, anda dituntut berpola pikir runtut, teratur, detail, jelas, serta memiliki nilai imput dan output yang dihasilkan dalam memecahkan suatu permasalahan. Metode ini sering dikenal dengan istilah berpikir algoritmik, yaitu seolah-olah melakukan penalaran yang mirip dengan cara kerja komputer. 

a. Data kuantitatif

     Data kuantitatif adalah jenis data yang di representasikan dalam bentuk nominal angka, misalnya data kuantiattif yang memuat model skor antara 1-4.

b. Data kualitatif 

     Data kualitatif merupakan tipe data yang tidak dapat diukur nilainya dalam bentuk angka, biasanya berupa kalimat, kata, gambar, dan model.

2. Teknologi computational thinking

a. Definisi dan karakter

     Istilah berpikir komputational diadopsi dari konsep CT atau computational thinking yang pertama kali diperkenalkan oleh Jeannette Wing pada maret 2006 sebagai bentuk model dan mekanisme penyelesaian masalah melalui tahapan analisis malasah, desaim sistem, dan implementasi menggunakan pendekatan ilmu komputer. Tujuan CT adalah efektivitas dan kecepatan pengambilan keputusan. Jika di lihat dari sisi penerapannya, CT memiliki dua aspek penting, yaitu sebagai berikut. 

1) CT sebagai tahapan dan mekanisme pemikiran  dan penalaran manusia tanpa bantuan teknologi.

2) CT sebagai metode pemecah masalah (problem solving) yang didisain agar dapat dijalankan manusia atau dengan bantuan mesin komputer atau melibatkan kedua resouce tersebut. 

     Ada bebrapa karakter yang harus dimiliki oleh CT ketika diimplementasikan sebagai alternatif pemecah masalah, yaitu sebagai berikut.

1) Merumuskan dan menentukan permasalahan yang akan di selesaikan dengan bantuan teknologi informasi dan komputer.

2) Mererapkan metode algoritme dalam melakukan klastesisasi dan proses analisis.

3) Memvisualisasikan data  dan infirmasi melalui model dan simulasi

b. Elemen computational thinking

1. Abstraction

     Abstraction adalah proses mengidentifikasi permasalahan dan belum mengmpulkan potongan-potongan informasi yang belum bisa terbaca menjadi data yang siap dijadikan dasar melakukan proses selanjutnya.

2. Algorithmic thinking

     Algorithmic thinking merupakan langkah terstruktur dan sistematis untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan.

3. Automation

     Automation merupakan bagian pnting dalam CT yang bekerja secara otomatis dalam mengeksekusi setiap intruksi yang diberikan komputer secara berulang-ulang, cepat, dan efisien.

4. Decomposition 

     Decomposition merupakan proses penguraian komponen-komponen dalam permasalahan agar mudah di pahami, dipecahkan, kemudian dikembangkan dan dilakukan percobaan serta evaluasi.

5. Debugging

     debugging adalah tahapan melakukan analisis dan evaluasi secara menyeluruh terhadap kemampuan, kapabilitas, serta performa sistem.

6. Generalization 

     Generalization dapat dikatakan sebagai langkah untuk mengenali, mengidentifikasi pola, kesamaan, dan korelasi hubungan antar modul serta menganalisis fitur-fitur dalam sistem.


c. Artificial intelligence (AI)

     Artificial intelligence atau kecerdasan buatan adalah salah satu implementasi dari berpikir komputasi atau CT yang bertujuan memprogam komputer agar mampu berpikir, mempertimbangkan dan memutuskan, serta mengeksekusi pekerjaan layaknya manusia. Definisi AI dapat di bedakan dari beberapa represi, antara lain sebagai berikut.

1) Persepsi kecerdasan

2) Persepsi riset

3) Persepsi potensi bisnis

4) Persepsi logika pemrograman 


d. Sistem pakar

1) Definisi sistem pakar 

     Expert system atau sistem pakar menggunakan salah satu cabang dari disiplin ilmu artificial intelligence dalam menyediakan data informasi serta menyelesaikan permasalahan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman manusia yang dianggap memiliki tingkat pakar yang tinggi, seperti kedokteran, teknik, dan lainnya.

2) Kelebihan sistem pakar

3) Komponen sistem pakar

4) Modul utama dalam sistem pakar

5) Bentuk sistem pakar 


e. Decision support system

1) Perngertian DSS

2) Karakteristik DSS

3) Tahapan pengambilan keputusan 

4) Komponen sistem 


3. Penerapan teknologi CT

     Konsep berpikir komputasional atau computational thinking bertujuan memudahkan pekerjaan manusia dengan cara menerapkan disiplin ilmu komputer, yang diimplementasikan dalam bentuk softwar, hardware, atau kombinasi keduanya. Teknologi CT dapat diterapkan dalam banyak bidang.Berikut adalah beberapa contoh penerapan teknologi CT.

a. Biometric system 

b. Face recognitionch

d. Fingerprint recognition 

e. Computer-aided diagnosis (CAD)

f. Optical character renognition (OCR) 

g. Machine vision

h. Data mining

1) Konsep data mining

2) Faktor model dan data mining 


4. Enkripsi ROTI3

a. konsep enkripsi dan dekripsi

     Enkripsi adalah metode atau mekanisme mengubah atau mengonversi format dara menjadi bentuk lain yang ditak mudah dibaca dan dipahami. hasil enkripsi disebut dengan ciphertext

     Dekripsi adalah metode untuk mengenbalikan data enkripsi ke bentuk plaintext sesuai aslinya. Untuk membuat enkripsi dan dekripsi, anda harus mampu membuat proses logika secara sistematis yang disebut logika.

b. Algoritme ROTI3

     Detail pemrograman dan teknik enkripsi mendalam akan dibahas dalam bab analisis data dan dampak sosial informatika

F. Logika Konversi Bilangan

 F. Logika konversi bilangan

1. Jenis dan format bilangan 

     Pada umumnya, bilangan yang di kenal adalah kombinasi dati angka 0 sampai 9. angka-angka tersebut dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa jenis bilangan, mulai dari bilangan biner, ternary, desimal hingga heksadesimal.

a. Bilangan berbasis 2 (biner)

     bilangan biner hanya mengenal dua jenis angka (numerik), yaitu 0 dan 1. angka 0 mewakili keadaan listrik mati (off) dan nilai 1 mewakili keadaan listrik ketika hidup (on). Biner atau binary adalah standar format bilangan yang digunakan sebagai dasar operasi aritmatika dalam CPU komputer sehingga sering disebut dengan istilah bit atau binary digit.

b. Bilangan berbasis 8 (oktal)

     Format bilangan oktal hanya mengenal delapan jenis angka (numerik), yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 . Penulisan bilangan berbasis oktal menggunakan format N8 dengan N adalah bilangan oktal. 

c. Bilangan berbasis 10 (desimal)

     Sistem bilangan berbasis 10 atau yang lebih dikenal sebagai bilangan desimal memiliki 10 jenis numerik, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Penulisan bilangan desimal menggunakan format N10 dengan N  adalah bilangan desimal.

d. Bilangan berbasis 16 (heksadesimal)

     Bilangan heksadesimal memiliki 16 jenis simbol yang terdiri atas 10 angka (numerik) dan 6 karakter, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, a, b, c, d, e dan f. Penulisan bilangan heksadesimal menggunakan formar N16 dengan N adalah bilangan heksadesimal.

2. Teknik konversi bilangan 

     Konversi adalah mengubah bentuk atau dapat dikatakan teknik mengubah suatu bentuk menjadi bentuk lainnya, dengan tetap memiliki arti dan nilai yang sama.

a. Teknik penjumlahan 

     Pada teknik penjumlahan, nilai bilangan yang dikonversi merupakan hasil kali nilai bilangan tertentu, dengan bilangan (basis bilangan) berpangkat bulat dengan format tulisan 

b. Teknik pembagian 

     Pada teknik pembagian, bilangan awal yang akan dikonversi ke format tertentu, dibagi secara berulang.

3. Sistem penyandi bilangan 

     Ketika anda menginput operasi penjumlahan antara angka 11 dann 12 pada aplikasi kalkulator komputer, apakah langsung dieksekusi dan ditampilkan hasilnya begitu saja? Tentu saja tidak, ingat bahwa komputer memiliki standardisasi operasi aritmatika dengan sistem bit atau binary digit (0 dan , nyala dan mati, ON dan OFF. Sederhananya, kalkulator adalah bentuk minimalis fungsi CPU dalam  komputer yang menggunkan teknologi rangkaian digital untuk melakukan operasi aritmatika.

Selasa, 16 Agustus 2022

E. Logika penalaran inferensi

E. Logika penalaran inferensi
1. konsep inferensi
     Inferensi diambil dari istilah bahasa inggris, yaitu inference yang mengandung arti penyimpulan. Inferensi adalah mekanisme pembuatan simpulan atau konklusi berdasarkan satu atau lebih proposisi. Dalam beberapa literatur, disebutkan bahwa metode inferensi merupakan prinsip dan mekanisme kerja logika tahap ketiga setelah menganalisis dan membuat keputusan.

2. Kebenaran argumen
     argumen merupakan kumpulan pernyataan dengan bagian akhir dari pernyataan tersebut dapat di kategorikan sebagai konklusi. Adapun pernyataan-pernyataan yang ditulis sebelum dikenal dengan istilah premis atau hipotesis. Untuk menentukan validitas argumen harus yang dinyatakan, anda harus memperhatikan beberapa aspek berikut.

a. Tetapkan premis atau hipotesis dan ambil simpulannya.
b. Gunakan mekanisme tabel kebenaran berdasarkan logika matematika yang telah dibahas sebelumnya, untuk menguji kebenaran hipotesis yang dinyatakan.
c. Buatlah tanda pada setiap baris pernyataan  yang di anggap benar.
d. Jikaditemukan baris pernyataan kritis bernilai salah, pernyataan tersebut dapat dianggap sebagai argumen invalid. Begitu pula sebaliknya.

3. Jenis Infernsi berdasarkan jumlah premis

   berdasarkan jumlah  premisnya, inferensi dapat dibedakan menjadi dua 

a. Immediate Inference atau inferensi langsung 
     Inferensi langsung adalah mekanisme penarikan simpulan secara langsung berdasarkan sebuah premis yang dinyatakan.

b. Mediate inference atau inferensi tidak langsung
     inferensi tidak langsing adalah mekanisme pembuatan konklusi yang diambil dari beberapa premis yang memiliki keterkaitan secara logika.

4. Metode inferensi
     Dalam melakukan penarikan simpulan atau inferensi, terdapat empat cara yang dapat digunakan, yaitu modus ponens, modus tollens, modus penambahan disjungtif, dan modus penambahan konjungtif.

a. Modus ponens
     Modus ponens dapat dilihat pada contoh penerapan logika implikasi yaitu agar premis p   q menghasilkan simpulan bernilai benar, maka q harus bernilai benar.

b. Modus tollens
     Proses pengambilan simpulan dengan tollens sebenarnya mirip dengan modus ponens. Perbedaannya adalah pada premis kedua dan simpulan merupakan negasi dari setiap proposisi pada premis paling awal.

c. Modus penambahan disjungtif
     Modus oenambahan disjungtif menganut aturan bahwa suatu pernyataan dapat digeneralisasi dengan penghubung "V". Hal ini karena pada aturan disjungsi (V), jika salah satu pernyataan bernilai benar, disjungsi akan bernilai benar.

d. Modus penyederhanaan konjungtif
     Pada modus penyederhanaan konjungti, jika beberapa pernyataan dihubungkan dengan penghubung anda dapat mengambil salah satu pernyataan secara khusus.

D. Metode penalaran

D. Metode penalaran

     Penalaran adalah proses menyimulasikan ide tersebut dalam otak untuk dianalisis, ditimbang, dan diuji secara mendalam.

 1. Deduktif 

     Dedukdif adalah metode penalaran yang difokuskan untuk menggali infirmasi-informasi secara umum, kemudian dirangkum menjadi simpulan khusus. Pola pikir deduktif didukung oleh metode siligisme dan silogisme, yang tersusun dari dua bagian penting pernyataan (premis) dan simpulan akhir (konklusi). Beberapa contoh aktivitas yang dapat menggunakan metode  deduktif dalam pengambilan simpulannya antara lain sebagai berikut.

a. Melakukan operasi hitungan dengan aturan, operator, atau rumus tertentu.

b. Mendiskripsikan, rancangan, dan menyusun jenis pembuktian langsung, tak langsung, ataupun dengan konsepinduksi matematis.

c. Menetapkan simpulan berdasarkan aturan inferensi, memvalidasi pertanyaan, dan membuat penyusunan argumen yang valid.

a. Metode silogisme

     Metode silogisme adalah teknik  pengambilan simpulan yang dilakukan berdasarkan dua pernyataan sebelumnya. ada dua metode silogisme yang dapat dipilih, yaitu sebagai berikut.

1) Silogisme negatif ciri khusus yang dapat di identifikasi dari pernyataan atau premis dengan metode silogisme negatif adadal penggunaan kata penghubung "tidak" atau "bukan".

2) Silogisme eror dalam mengambil simpulan dari dua premis, anda harus melakukan analisis secara teliti agar tidak memunculkan pemahaman yang salah atau eror.

b. Metode entimen

     Metode entimen menerepkan pola pikir deduktif secara langsung tanpa melalui mekanisme silogisme.

2. Induktif

induktif adalah metode penalaran yang bertolak belakang dengan deduktif. Pengambilan simpulan dilakukan dengan mempelajari dan menganalisis pernyataan-pernyataan secara khusus atau spesifik menjasi sifat umum. aktifitas yang sering dikerjakan dalam proses penalaran induktif, yaitu sebagai berikut.

a. Analogi yang dilakuka merupakan aktifitas pengambilan simpulan dengan mempertimbangkan keseragaman data atau proses.

b. Generalisasi adalah teknik penetapan simpulan berdasarkan kumpulan data yang telah di analisis terlebih dahulu.

c. Transduktif merupakan metode penarikan poin simpulan terhadap kasus yang bersifat khusus, yang diimplementasikan pada kasus lainnya.

3. Abduktif

     Abduktif adalah metode penalaran yang dilakukan dengan mengambil salah satu opsi argumentasi atau alasan yang di anggap mendekati kebenaran dari beberapa pilihan argumentasi. Untuk menyelesaikan proses pemilihan jenis argumentasi yang terbaik dari sekian banyak pilihan, ada empat solusi yang dapat dilakukan, yaitu sebegai berikut.

a. Simplicity atau kesederhanaan 

prinsip simple atau sederhana dalam penjlasan pernyataan berdaserkan fakta akan mempermudah analisis dan proses penalaran 

b. Coherence atau koherensi

Gunaka referensi atau rujuksn yang valid dan kredibel dalam memberikan penjelasan.

c. Predictability atau prediktabilitas

penggunaan teknik yang menyajikan penjelasan, yang memiliki potensi besar untuk menghasilkam prediksi artau perkiraan yang dapat di terima atau disangkal.

d. Comprehensive atau komprehensi

Pilihlah penyajian penjelasan yang runtut dan menyeluruh serta detail sehingga tidak memunculkan ketidak pastian atau kebingungan.

Senin, 15 Agustus 2022

C. Logika matematika

C. Logika matematika

1. Negasi
    Negasi merupakan metode membalikkan nilai sebelumnya, yang semula benar menjadi salah dan salah menjadi benar.

2. Konjungsi
    Konjungsi merupakan teknik penggabungan beberapa pernyataan yang kemudian dikenal sebagai istilah pernyataan majemuk.

3. Disjungsi
    Disjungsi merupakan teknik antara dua pernyataan (pernyataan majemuk) yang dihubungkan dengan kata "atau" dan direpresentasikan dalam bentuk rotasi simbol 

4. Implikasi     
    Implikasi merupakan salah satu penerapan pernyataan majemuk yang menggunakan kata penghubung "jika".., maka..." dengan notasi simbol berupa          dapat di baca sebagai "jika p, maka q".

5. Biimplikasi
    biimplikasi merupakan salah satu jenis pernyataan majemuk yang dibentuk menggunakan penghubung "...jika dan hanya jika..." yang mewakili simbol notasi

B. Pernyataan dan Logika Proposi

 Pernyataan dan Logika Proposi

1. Definisi Proposisi

     Dalam pembelajaran logika, anda akan di tuntut untuk berpikir secara rasional dan logis. Untuk menyimulasikan penalaran awal yang baik, akan dijelaskan dengan cara penyampaian kalimat dalam bentuk pernyataan.

     Salah satu jenis pernyataan yang dapat dijadikan acuan komputasi dalam proposisi, yang mengandung pengertian metode untukmenyatakan sesuatu secara utuh sehingga dapat dinilai apakah pernyataan tersebut benar, salah, disetujui, ditolak, diterima, atau disangkal validitasnya. Dalam penyataan, logika proposisi dapat diidentifikasi berdasarkan empat elemen penting, yaitu sebagai berikut.

a. Subjek merupakan konsep yang menjadi aktor utama dalam pernyataan, meliputi benda, objek tempat, kejadian, orang, peralatan, dan lainnya.

b. Predikatadalah istilah perlakuan atau tindakan yang dilakukan atau dikenakan pada subjek.

c. kopula merupakan kata kerja (verba) yang menjadi penghubung antara subjek dan predikat dalam sebuah pernyataan.

d. kuator merupakan bagian dari pernyataan yang penulisannya disesuaikan dengan kebutuhan, dengan tujuan untuk mengubah frasa pernyataan umum menjadi tertutup dalam rangka mempertegas makna yang disampaikan. Kuator dalam penerapannya di klarifikasi menjadi dua tipe, yaitu sebagai berikut.

1) Kuantor universal/umum: digunakan untuk menyatakan "untuk semua/setiap" dengan sombol

2) Kuantor khusus: digunakan untuk menyatakan bahwa "ada bagian paling sedikit satu X" dengan simbol notasi

2. Aspek penggunaan dalam proposisi

     Pernyataan logika proposisi berdasarkan aspek penggunanya dapat di bedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut.

a. Aspek bentuk

1) Proposisi tunggal adalah jenis pernyataan logikayang hanya terdiri atas satu subjek dan satu predikat atau di kenal dengan kalimat tunggal.

2) Proposisi majemuk merupakan jenis pernyataan yang memiliki dua predikat dalam penulisannya atau gabungan dari dua pernyataan tunggal proposisi.

b. Aspek sifat

     Jika dilihat dari sisi kebenaran dan penolakannya, model sifat proposisi dapat di kategorikan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.

1) Kategorial merupakan jenis sifat dalam pernyataan proposisi yang memiliki nilai pembenaran atau penolakan (ingkar) secara mutlak tanpa syarat apa pun. Sebagai contoh semua makhluk hidup yang makan dan munim akan mati.

2) Kondisional merupakan pernyataan proposisi yang nilai kebenarannya memiliki syarat penentu. Jenis ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.

     a. Hipotetis adalah jenis pernyataan proposisi yang dapat dinyatakan kebenarannya jika memenuhi persyaratan tertentu.

     b. Disjungtif adalah jenis pernyataan kondisional yang nilai kebenarannya di peroleh berdasarkan pilihan tertentu. ciri khusus pernyataan disjungtif adalah penggunaan atribut kata dalam penjabaannya.

c. Aspek luas

     berdasarkan keluasan penyampaiannya, proposisi dapat di bagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.

1) Universal merupakan pernyataan yang menjelaskan kondisi secara menyeluruh atau bagian tertentu. Hal ini ditandai dengan kata setiap, seluruh, semua, dan masing-masing

2)Partikular merupakan teknik dalam menyampaikan sebagian pernyataan dalah seluruh aspek kebenaran, biasanya di tandai dengan kata sebagian, tidak semua, beberapa, kebanyakan.

3) Singular merupakan teknik penyampaian logika dalam sebuah pernyataan dengan satu aspek saja.

d. Aspek kualitas dan kuantitas

     Berdasarkan  sisi kualitas, proposisi dapat dibedakan menjadi dua masam, yaitu sebaai berikut.

1) Proposisi positif atau afirmatif adalah jenis pernyataan proposisi dengan nilai predikatnya akan menjadi pembenaran subjek yang dinyatakan.

2) Proposisi negatif adalah jenis proposisi dengan predikatnya mengandung nilai yang tidak mendukung atau menyalahkan subjek.

Berdasarkan aspek kuantitas, pernyataan  propososo dapat dibedakan menjadi dua jenis, antara lain sebagai berikut.

1) Proposisi universal atau umum merupakan pernyataan logika dengan predikat menjadi pendukung atau penolakan kebenaran semua subjek yang dinyatakan.

2) Proposisi khusus atau partikular   merupakan pernyataan logika yang membenarkan sebagian subjek.

     secara umum, pernyataan logika proposisi jika di lihat berdasarkan aspek kualitas dan kuantitas dapat diklarifikasikan menjadi empat macam, yaitu sebagau berikut.

1) Proposisi A merupakan kategori jenis proposisi yang bersifat universal afirmatif auat singular positif yang digunakan untuk menyatakan secara keseluruhan tentang kebenaran, pengakuan, dan nilai positif.

2) Proposisi E memiliki kebalikan sifat dibandingkan proposisi A.

3) Proposisi I adalah jenis propososo partikular afirmatif yang menjelaskan sebagian dari semua kebenaran, pengakuan, dan nilai positif.

4) Proposisi O adalah kebalikan dari proposisi I, sebagai salah satu jenis partikular negatif yang akan menyatakan sebagian dari keseluruhan penolakan, pengingkaran, dan bernilai negatif.

A. Pola Berpikir

 A. Pola Berpikir

1. Konsep Ide atau Gagasan 

     Ide atau gagasan yang dihasilkan dari proses berpikir secara panjang dan matang bisa disebut dengan penalaran . Penalaran dapat memberikan solusi alternatif yang lebih matang. Sebaiknya ,ide atau gagasan dapat memberikan manfaat , antara lain:

Dapat menjadi solusi alternatif pemecahan masalah.

Memberikan pesan aktif dan positif bagi perkembangan diri sendiri dan orang lain.

Melahirkam konsep dan dinamika baru dalam hal teknologi pengetahuan, dan keterampilan.

Membuat terobosan baru yang dapat membantu masyarakat.

Mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru.

Memberikan contoh dan teladan bagi orang lain.

Tidak bertentangan dengan peraturan perundang, agama, dan norma-norma sosial kemasyarakatan.

     Terkadang ide tidak langsung dituangkan dalam sebuah tindakan nyata, tetapi masih sebatas bayangan yang disimulasikam secara mendalam, berbekal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Sebagai contoh, bagaimana membuat progam perulangan untuk menampilkan bilangan ganjil dari angka 1 sampai 100.000? Tentunya otak akan berpikir tentang metode perulangan yang akan digunakan, akan menggunakan for, while, atau do...while. Otak akan menyimulasikan perbandingan teknik looping yang akan efektif dan mudah diterapkan, serta struktur penyeleksian yang akan digunakan untuk memfilter dan mencetak bilangan ganjil selama looping terrsebut.

     Simulasi dalam otak tersebut bisa dikategorikan sebagai berpikir logis dan sistematis sehingga memunculkan ide atau  gagasan tentang pemecahan masalah, yang kemudian dituangkan dalam bentuk penulisan kode progam yang dapat dikompilasi. Keberhasilan ide atau gagasan akan diuji setelah dilakukan implementasi.

2. Teknik Memetakan Ide

     Kompleksitas permasalahan yang ditemui harus diimbangi dengan visualisasi penjabaran ide atau gagasan secara detail, jelas, dan mudah dibaca. Selain memudahkan penelusuran histori dan runtutan alur ide visualisasi rancangan ide dapat menjadi bahan evaluasi dan panduan bagi orang lain. Tahapan untuk mengategorikan, menjabarkan, dan menggambarkan ide dalam sebuah sistem pemetaan dapat pada babarapa tahapan berikut.

a. menentukan pokok permasalahan yang akan dijadikan tema dan ide utama. Temayang dijadikan              sebagai ide atau gagasan dapat dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu sebagai berikut.

    1) Tema yang bersifat memaparkan sebuah kondisi.

    2) Tema yang memaparkan beberapa alternatif pemecah masalah.

    3)Tema yang menjelaskan komponen pembentuk dari ide yang dijelaskan.

b. setelah menentukan pokok tema atau ide utamanya,Anda harus menjelaskan komponen pendukungnya,yaitu dengan menulis subtema yang akan dijelaskan elemen penjelasnya.

c. dari subtema tersebut, kembangkan lagi dengan sub-sub tema item yang mungkin sehingga lebih lengkap dan detail.

d. rangkaian ide utama dan subtema harus saling terhubung secara logika dan mewakili proses berpikir yang divisualisasikan.

     Pada awalnya, metode pemetaan ide (peta minda) masih dilakukan secara manual dengan kertas, tetapi kini anda dapat menggunakan aplikasi, seperti freemind, XMind, dan MindMaple untuk mempermudahnya. Dengan memvisualisasiakan serta memetakan ide-ide dalam otak, dapat memberikan dampak positif seperti berikut.

a. Membuat poin-poin penting dalam ide.

b. Menguraikan secara detail langkah atau tahapan dalam ide tersebut.

c. Menyeimbangkan,menyelaraskan, serta menyinergikan pola kerja otak kanan dan kiri.

d. Memudahkan dalam mengiventarisasi kebutuhan-kebutuhan dalam aktifitas atau organisasi.

e. Memperbaiki sistem desain dan urutan struktur organisasi, alur bisnis, logika pemrograman dan lainnya.

f. Menjadi pedoman dalam menentukan penyelesaian masalah sejenis.

Langkah-langkah yang harus dilakikan ketika memetakan ide atau membuat kerangka penjelasan, yaitu sebagai berikut.

a. Menentukan tema utama yang dijadikan subjek ayau judul pengenbangan peta.

b. Indentifikasi setiap cabang-cabang yang mungkin ada di dalam tema tersebut, seperti kegiatan yang mungkin dilakukan,substruktur organisasi yang dapat dibuat dan lainnya.

c. Dari subtema tersebut, kembangkan lagi dengan sub-sub item yang mungkin akan muncul sehingga lebih lengkap dan detail.

3. Konsep Algoritme

     Algoritme sebenarnya berasal dari kata "alogorism" yang mengandung pengertian  cara membuat metode penyelesaian masalah secara logis, runtut, dan sistematis dalam waktu secepet mungkin. Ketika teknisi komputer melakukan perbaikan laptop yang layar monitornya tidak menyala, ia pasti memiliki ide-ide dalam benaknya untuk menguji penyebab kerusakan tersebut. Ide-ide tersebut tersusun secara sistematis dan logis sehingga menghasilkan keputusan akhir yang dapat mengidentifikasi penyebab kerusakan tersubut. Hal ini yang disebut dengan algoritme, ada nilai masukan (masalah) kemudian proses seleksi dan alalisis, serta diakhiri dengan pengambilan keputusan untuk menampilkan keluaran.

     Algoritme merupakan serangkaian proses atau aturan yang disusun dan diurutkan secara sistematis dan logis untuk menyelesaikan permasalahan.

Minggu, 14 Agustus 2022

profil

Biodata diri

Nama:Muhammad Ali Ridho

Kelas:X TSM 2

Tanggal lahir:15-04-2007

Alamat:Ds.Jepatlor Rt:7/3 Kec.tayu,Kab.Pati

Agama:Islam

Jenis kelamin:Laki-laki

Foto:

G. Berpikir Algoritmik

  G. Berpikir algoritmik 1. Jenis data dalam penelitian      Filosofi berpikir komputasional identik dengan proses berpikir dalam menyelesai...